Rabu, 28 Maret 2012

JUJURNYA RANI...

Hari..hari yang bikin kami semua deg..degan..
Rani, keponakan yang masih duduk dikelas 6 SD.
dari hasil belajarnya memang rani agak kurang..naik kelasnya juga dengan nilai mepet
tapi kami selalu menyemangati Rani pasti bisa... Rani bisa lulus and dapat sekolah bagus.
Sampai kemudian sehabis try out terakhir Rani masuk ke deretan terakhir...
Guru wali kelas memanggil ibunya ke sekolah dari hasil bincang bincang pak guru bilang.
Rani memang kurang, waktu kerjakan try out ato kerjakan test, sudah saya kasih kode untuk tanya ke teman-temannya, tapi Rani TIDAK MAU.... Rani tidak mau seperti teman-temannya yang saling kasih contekan.

Subhanallah... Allahumma Shali Ala Muhammad..
Rani yang kerjakan dengan jujur..meskipun dia harus berada di deretan terakhir.
Kejujuran yang di tanamkan kedua orangtuanya, di tanamkan dari yangti, yangkungnya.

Bahkan kami menjadi sedih, bagaimana bapak guru mengajarkan ketidakjujuran pada anak didiknya .
Masih banyak guru guru yang lain melakukan ini untuk membuat sekolahnya lulus 100%.

Tapi kami yakin masih ada guru guru yang baik juga...
semoga prosentase guru yang baik, mengajar dengan hati, akhlak lebih banyak daripada yang mengajar dengan emosi.
semoga prosentase Rani yang jujur lebih banyak dari pada remaja remaja yang kadung tercemar dengan kebohongan kebohongan dari yang kecil sampai yang besar.

Rani, sayang... belajar yang rajin semoga bisa lulus dengan nilai baik, dengan akhlak baik.. semakin baik.. amin..

Kamis, 22 Maret 2012

Teganya kau saudaraku...

Ndhuk, saudariku...
Sungguh tidak mengira, teganya kau lakukan itu pada ibumu.
Sejak kecil ketika ibumu harus menghadapi kehidupan sendirian tanpa bapak yang telah menyakiti ibumu, ibumu dengan tegar tetap bekerja mencari nafkah, membiayai sekolahmu, membayar biaya tempat tinggalmu, memenuhi semua kebutuhanmu, hingga selesai kuliahmu.

Tega benar kau berbuat seperti itu ndhuk..
Ibumu menangis ketika bercerita engkau tidak mengajaknya bicara sampai hampir 2 bulan.
sungguh, sungguh ibumu bilang ini lebih sakit daripada ketika bapakmu meninggalkannya.

Kaget membaca sms mu ndhuk, kau tulis ; ibu mau aku berapa duit mbak?, aku juga punya keluarga sendiri yang butuh dana.

Astaghfirullah hal adziem... ndhuk, seandainya kau ganti dengan seluruh gajimu sampai kamu pensiunpun, semua yang diberikan ibumu takkan bisa kau beli.

padahal saat inipun untuk memenuhi kehidupannya dengan kakakmu yang agak terbelakang, ibumu rela bekerja keras sambil momong anakmu, ndhuk. 

Ya Rabb, sadarkanlah saudariku... semoga Engkau bukakan hatinya untuk menghormati ibundanya, yang melahirkan, merawat, membesarkan, menghidupi, bahkan sampai sekarangpun dia bergantung pada ibundanya untuk merawat anaknya.

Ya Allah semoga Engkau menjadikan kami hamba2Mu yang mencintai, mengasihi dan memberikan yang terbaik buat orangtua kami.
amien....